Korban Sambaran Petir Langsung

 

Korban Sambaran Petir Langsung

KORBAN SAMBARAN PETIR LANGSUNG

Berikut ini merupakan kumpulan dari beberapa peristiwa atau kejadian yang menunjukan begitu banyak korban sambaran petir di dunia. Kami akan selalu berusaha untuk mempostingkan peristiwa alam tersebut yang menjadi bukti bahwa korban sambaran petir di dunia begitu banyak, semoga kita akan tetap selalu waspada terhadap ancaman bahaya sambaran petir

 

Disambar Petir, Warga Solok Tewas

Berada di sawah saat terjadi hujan lebat, dua perempuan warga Kota Solok menjadi korban tersambar petir di persawahan Sawah Solok yang tidak berjauhan dari kantor PLN area Solok, Rabu (24/10) sekitar pukul 14.00 WIB. Kartini (49) meninggal dunia di tempat dengan kondisi sebagian tubuh mengalami luka bakar hebat.

Sedangkan Bakit (70) dalam keadaan kritis saat bersamaan dievakuasi gabungan PMI, BPBD dan Pemadaman Kebakaran ke Rumah Sakit Tentara Solok. Informasi yang berhasil dihimpun saat evakuasi menuju rumah sakit, dua wanita yang tersambar petir diketahui merupakan warga Kelurahan XI Korong dan warga Kelurahan Ktk.

Pada saat hujan lebat yang terjadi secara mendadak tersebut mereka berdua bersamaan warga lainnya tengah asik menanam padi. Saat berita ini diturunkan kondisi satu korban yang selamat masih dalam keadaan kritis di RST. 

Korban Sambaran Petir, Sumber :  hariansinggalang.co..id


Main Handphone Saat Hujan, 2 Buruh di Cisoka Tewas disambar Petir

Tiga orang warga Desa Bojongloa, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, tersengat petir, Jumat (19/10) siang. Dua di antaranya meninggal dunia di lokasi kejadian. Peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 14.00 WIB. Saat itu, kondisi desa sedang hujan disertai petir besar.

“Korban saat itu sedang berteduh di saung milik warga di Kampung Janur RT.012 RW.003 Desa Bojongloa, akibat hujan besar yang tiba-tiba turun,” kata Kapolsek Cisoka AKP Uka Subakti, saat konfirmasi. Namun nahas, saat sedang berteduh di saung bersama beberapa orang lainnya, Udin (50), Udin Arsudin (40), dan Masnen (40), tiba-tiba saja tersambar petir.

“Dua orang atas nama Udin dan Udin Arsudin langsung meninggal di tempat itu. Sementara Masnen, kejang-kejang dan langsung mendapat perawatan di RSU Balaraja. Saat ini kabarnya sudah pulang ke rumah,” kata Uka. Dari dugaan sementara polisi, sambaran petir itu terjadi akibat korban aktif berhubungan dengan  handphone miliknya.

“Ya karena salah satu korban main HP, kemudian tersambar,” ujar Uka. Dari hasil pemerikasaan medis, 2 orang korban yang meninggal dunia tersebut mengalami luka memar pada bagian tengkuk sebelah kanan dan rusuk sebelah kanan. “Kami ingatkan masyarakat untuk menjauhi gadget-nya, ketika petir, atau dinonaktifkan sementara, minimal tidak sibuk dengan gadget,” kata dia

Korban Sambaran Petir, Sumber :  merdeka.com


Sambaran Petir Memakan Korban Lagi di Australia

Petir memakan korban lagi di Australia. Seorang pria berusia 35 tahun tewas setelah terkena sambaran petir ketika sedang berjalan kaki di daerah yang populer dikunjungi turis Kings Canyon di negara bagian Northern Territory.

Pria tersebut sedang melakukan hiking di Rim Walk di Kings Canyon, sekitar 300 km sebelah barat Alice Springs, bersama empat anggota keluarganya ketika terkena sambaran petir hari Senin (1/1/2018) sekitar pukul 5 sore.

“Memang ada dua badai di kawasan tersebut, dan juga ada banjir bandang, dan juga petir,” kata petugas polisi di NT Acting Territory Duty Superintendent Vicki Koum.

“Seorang pria berusia 35 tahun kemudian terkena sambaran petir, dan dia jatuh ke tanah. Tentu saja ketika itu ada petugas taman dan beberapa orang lain membantu namun dia kemudian meninggal.”

Polisi mengatakan sedang menyelidiki kasus namun belum memastikan bahwa kematiannya disebabkan karena sambaran petir. Maka dari itu sangat di sarankan untuk memasang instalasi penangkal petir atau anti petir di wilayah tersebut.

“Saya kira otopsi akan dilakukan untuk memastikan apakah kematiannya betul-betul disebabkan karena serangan petir,” kata Koum. “Ini tragedi yang menyedihkan. Serangan petir, kematian karena alam.”

Korban Sambaran Petir, Sumber :  https://news.detik.com 


Badai Dahsyat dan Sambaran Petir Tewaskan Sedikitnya 80 Orang di India

NEW DELHI – Lebih dari 80 orang tewas akibat sambaran petir dan badai dahsyat yang melanda lima negara bagian di India dengan ratusan lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. Badan Cuaca Nasional India mengatakan, masih akan ada hujan lebat dan angin kencang dalam beberapa waktu ke depan sehingga jumlah korban mungkin bertambah.

RT Selasa, (15/5/2018) melaporkan, bencana bermula pada Minggu saat badai debu dan petir dahsyat mulai meluas ke daerah-daerah di lima negara bagian di India, menimbulkan kerusakan di jalan, jalur kereta api dan layanan penerbangan di bagian utara negara itu.

Cuaca buruk itu terus berlanjut pada Senin, mencabut pohon-pohon dan merusak kabel-kabel listrik dan menelan korban jiwa saat kecepatan angin mencapai 107 kilometer per jam di New Delhi. Kementerian Dalam Negeri India mengatakan, sampai Senin sore sedikitnya 80 orang telah kehilangan nyawanya akibat badai ganas yang melanda.

Sebanyak 51 korban tewas berasal dari Negara Bagian Uttar Pradesh, 14 korban dari Bengal Barat, 12 dari Andhra Pradesh dan satu orang dari Uttarkhand. Selain korban tewas, sedikitnya 136 korban juga terluka akibat sambaran petir dan badai.

Meski angin kencang diramalkan akan berkurang, Departemen Meteorologi India tetap mempertahankan peringatan cuaca sampai Selasa malam.

Badai petir disertai dengan hujan badai dan hujan es (kecepatan angin mencapai 50-70 km / jam) sangat mungkin terjadi di lokasi-lokasi yang terisolasi di India,” demikian disampaikan lembaga itu. Maka sangat di sarankan agar masyarakat untuk memasang penangkal petir atau anti petir.

Perdana Menteri India, Narendra Modi telah meminta pihak berwenang untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada penduduk yang membutuhkan. Awal bulan ini, hujan deras dan badai juga telah menewaskan lebih dari 78 orang di bagian utara dan barat India.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  news.okezone.com


Sambaran petir puluhan ribu kali dalam 13 jam, sembilan orang meninggal

Sebanyak sembilan orang dilaporkan meninggal dunia di negara bagian Andhra Pradesh, India, akibat tingginya jumlah sambaran petir yang mencapai 36.749 kali dalam waktu 13 jam.

Serangan petir adalah hal yang biasa terjadi di India selama musim hujan, namun menurut badan penanggulangan bencana setempat, jumlah sambaran petir ini tidak biasa dan merupakan “pola cuaca ekstrem.”

Sembilan orang, termasuk seorang gadis berusia sembilan tahun, meninggal dunia akibat sambaran petir yang terjadi sejak Selasa (24/04) di negara bagian tersebut.

Musim hujan ibiasanya dimulai pada bulan Juni dan berlangsung hingga September. Namun, kepala pusat mitigasi bencana, Kishan Sanku, mengatakan kepada BBC bahwa jumlah sambaran petir di negara bagian Andhra Pradesh meningkat tajam sebelum memasuki musim hujan.

Sambaran gledek yang terjadi pada hari Selasa dianggap sebagai sebuah anomali, karena data menunjukkan bahwa tahun lalu di wilayah yang sama, terjadi sekitar 30.000 kali sambaran petir, sepanjang bulan Mei. Sedangkan kali ini untuk periode kurang dari satu hari saja sudah melebih jumlah sambaran petir itu.

Beberapa ilmuwan yakin bahwa pemanasan global bisa meningkatkan frekuensi sambaran petir secara signifikan. Mengapa begitu banyak sambaran petir?, Serangan petir sudah sering terjadi di sepanjang pantai utara Andhra Pradesh, kawasan yang sering dilanda hujan lebat.

Meskipun biasanya ada peningkatan aktivitas petir di wilayah tersebut sebelum musim hujan, tahun ini angin dingin dari lautan Arab berbenturan dengan angin yang lebih hangat dari India utara dan menghasilkan kondisi yang mengarah pada lebih banyak pembentukan awan, kata Sanku.

Kondisi seperti inilah yang kemungkinan membuat jumlah sambaran petir meningkat. Yang membuat kondisi ini sangat unik, tambahnya, adalah bahwa awan tebal memanjang lebih dari 200 km. “Biasanya memanjang sekitar 15-16 km,” katanya. “Berdasarkan pengalaman kami, kejadian ini sangat langka.”

Seberapa umum kematian akibat tersambar petir di India?, Setidaknya 2.000 orang tewas dalam serangan petir di India setiap tahun sejak tahun 2005, menurut catatan resmi.

Pada bulan Juni 2016, tercatat 93 orang tewas dan lebih dari 20 orang mengalami luka-luka akibat sambaran petir di negara bagian Bihar, Jharkhand, Uttar Pradesh, dan Madhya Pradesh.

Korban tewas di India akibat sambaran petir jauh lebih tinggi dibanding di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, di mana, rata-rata 27 orang meninggal akibat petir setiap tahun. Faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian ini adalah minimnya sistem peringatan yang canggih.

Faktor lainnya adalah jumlah penduduk India yang bekerja di luar rumah lebih banyak dibanding penduduk di negara lainnya, yang membuat mereka rentan terkena sambaran petir.

Tips melindungi diri saat petir menyambar

  • Carilah tempat berlindung di dalam gedung yang luas atau di dalam mobil.
  • Hindari ruang-ruang serta puncak bukit terbuka.
  • Jika Anda tidak menemukan tempat untuk berlindung, lipatlah tubuh Anda sekecil mungkin dengan cara meringkuk: berjongkok merapatkan ke dua kaki dengan tumit yang bersentuhan.
  • Jangan berlindung di bawah pohon yang tinggi atau terpencil sendiri.
  • Jika Anda sedang berenang di laut, segera menepi ke pantai.

Korban sambaran Petir, Sumber :  http://www.bbc.com


Keluarga Jemput Jasad Hendri dan Sarpani di Lokasi Musibah Sambaran Petir

 

BANGKAPOS.COM, BANGKA — Setelah mengetahui korban Hendri (30) dan Sarpani (35) tewas tersambar petir, rekan korban Abon dan Junaidi melaporkan musibah tersebut kepada keluarga korban, Rabu (16/5/2018)

Setelah berita duka tersebut disampaikan, keluarga pun menjemput jasad kedua korban di kawasan Tuik Desa Rias, Kecamatan Toboali menggunakan kendaraan roda empat untuk selanjutnya dibawa kerumah korban masing-masing.

“Mengetahui musibah tersebut, Abon dan temannya Junaidi melapor ke pihak keluarga yang selanjutnya mendatangi lokasi kejadian keduanya terkena sambaran petir,” ujar Faisal mewakili Kapolres AKBP Aris Sulityono SH,MH, Rabu (16/5/2018) malam. Maka dari itu sangat di sarankan untuk memasang penangkal petir atau anti petir.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  http://bangka.tribunnews.com


 

Keluarga Jemput Jasad Hendri dan Sarpani di Lokasi Musibah Sambaran Petir

 

BANGKAPOS.COM, BANGKA — Setelah mengetahui korban Hendri (30) dan Sarpani (35) tewas tersambar petir, rekan korban Abon dan Junaidi melaporkan musibah tersebut kepada keluarga korban, Rabu (16/5/2018)

Setelah berita duka tersebut disampaikan, keluarga pun menjemput jasad kedua korban di kawasan Tuik Desa Rias, Kecamatan Toboali menggunakan kendaraan roda empat untuk selanjutnya dibawa kerumah korban masing-masing.

“Mengetahui musibah tersebut, Abon dan temannya Junaidi melapor ke pihak keluarga yang selanjutnya mendatangi lokasi kejadian keduanya terkena sambaran petir,” ujar Faisal mewakili Kapolres AKBP Aris Sulityono SH,MH, Rabu (16/5/2018) malam.

Sumber :  http://bangka.tribunnews.com



Sambaran Petir Tewaskan Tiga Orang Penambang di Bateng, Jangan Lakukan Ini Saat Ada Petir

 

BANGKAPOS.COM–Wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal sebagai daerah yang rawan dengan petir. Sudah berulang kali terjadi sambaran petir menelan korban jiwa. Seperti yang terjadi baru-baru ini di wilayah Kabupaten Bangka Tengah.Korban sambaran petir terjadi di lokasi tambang Inkonvensional di Memban 12 Desa Penyak Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (8/3/2018) pukul 15.00 WIB.

Akibat sambaran petir satu korban meninggal dunia bernama Belly (21) warga memban 10 Desa Terentang, ia tewas tersambar petir ketika sedang bekerja tambang TI.Sebelumnya pada awal bulan Maret lalu, empat pekerja TI rajuk di areal Bemban eks KK PT Kobatin Desa Nibung, Kecamatan Koba, Bangka Tengah  tersambar petir, pada Rabu (1/3/2018) siang.

Yang menjadi korban dalam kejadian itu Jono (46) pekerja Tambang, warga Desa Serdang, Kecamatan Simpang Rimba, yang merupakan pemilik tambang dan Suryanto (38) pekerjaan warga tambang warga Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, keduanya meninggal dunia.

Satu korban yang berhasil selamat dari sambaran petir bernama Agung (17) warga desa Serdang Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Basel.Sementara satu korban yang masih hilang yakni Maskun (40) pekerjaan tambang warga Kecamatan Lubuk Besar Bangka Tangah tenggelam di kolong dan masih dalam proses pencarian pihak tim gabungan.

Dikutip dari bobo.grid.id Petir merupakan cahaya kilat menyilaukan yang muncul di langit ketika musim hujan. Tetapi tahukah teman-teman, bahwa ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat terjadi petir.

Apa saja?Petir dianggap cukup berbahaya.Bahkan di Amerika petir lebih mematikan daripada angin topan.Petir adalah fenomena alam berupa cahaya kilat menyilaukan yang muncul karena tarik-menarik muatan positif dan negatif.Tarik-menarik ini kemudian menumpuk energi listrik dan menghasilkan gelombang petir.

Petir cukup berbahaya, sebab petir dapat mengacaukan sirkulasi darah dalam tubuh, merusak pernapasan, dan banyak kasus seseorang meninggal jika tersambar langsung oleh petir.Petir biasanya diawali dengan hujan, badai, dan awan yang gelap.Jika Anda melihat ada petir, sebaiknya jangan berada di tempat yang terbuka.

Hindari dan cari perlindungan ke tempat yang lebih tertutup. Masuklah ke dalam mobil, rumah, atau bangunan apa pun. Berlindung di luar ruangan sangat tidak dianjurkan, apalagi di bawah pohon! Sebab pohon bisa tersambar petir dan manusia yang berlindung di bawahnya pun bisa ikut tersambar!

Sebaliknya, jika teman-teman berada di dalam mobil maka akan lebih aman. Sebab biasanya energi petir tidak masuk ke dalam mobil, hanya mengelilingi sisi-sisi mobil dan jatuh ke tanah. Namun, bukan berarti seseorang bisa langsung aman hanya dengan berada di dalam rumah!Ada pula beberapa hal yang sebaiknya teman-teman hindari ketika petir, meski di dalam rumah.

Di antaranya adalah menggunakan telepon rumah, sebab kabelnya dapat menjadi saluran gelombang petir untuk datang. Jika ingin menelepon, teman-teman bisa menggunakan gawai. Selain itu, jauhi kabel listrik dan cabut stop kontak.

Hal-hal yang berhubungan dengan listrik seringkali bisa menyebabkan petir merambat masuk lebih cepat. Selain itu, yang lebih berbahaya lagi, petir bisa menyambar sesuatu/sebuah tempat  lebih dari sekali. Bisa saja sebuah pohon disambar petir dua kali, tiga kali, bahkan puluhan hingga ratusan kali. Jadi sebaiknya teman-teman tetap berhati-hati jika ada petir yang menyambar di lingkungan sekitar, ya!

Sumber :  http://bangka.tribunnews.com
Editor : iwan satriawan



Pengakuan Korban Selamat dari Sambaran Petir yang Tewaskan 4 Orang

 

Liputan6.com, Konawe Selatan – Badai petir di Desa Tolutu Desa, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan merenggut nyawa 4 petani yang sedang memanen padi. Keempatnya tewas di TKP usai tiga kali disambar petir secara beruntun Sabtu, 17 Maret 2018 sekitar pukul 12.10 Wita. Diberitakan sebelumnya, korban tewas hanya tiga orang. Namun ternyata ada empat orang yang tewas di lokasi kejadian yang salah satunya merupakan istri pemilik sawah.

Keempatnya yakni, Askap (48), Tare (42), Hasni (40), dan Ningsih (35). Ningsih diketahui merupakan istri dari pemilik sawah yang padinya sedang dipanen ketiga korban tewas bersama enam orang korban luka-luka lainnya. Salah seorang korban selamat, Pui (39) mengisahkan, ada tiga kali sambaran petir saat kejadian. Pui yang saat ini masih tampak trauma bercerita, petir itu tiba-tiba menyambar orang-orang yang sedang asyik memotong padi.

“Ada tiga kali sambaran petir, seingat saya. Pertama kilatan cahaya, lalu bunyi keras tiga kali,” ujarnya, Minggu, 18 Maret 2018. Dentuman petir hanya berjarak beberapa meter saja dari telinga kanan Pui. Bunyi yang demikian dahsyatnya, membuat Pui roboh seketika dan sadarkan diri. “Saya langsung tak sadar pada saat itu,” kisah Pui.

Tetapi begitu sadar, ia merasakan seluruh badannya kram dan hampir mati rasa. Beberapa bagian tubuhnya memar, diduga terpercik sambaran petir. “Telinga kanan saya belum bisa mendengar. Saya hanya mendengar pakai telinga kiri. Untung sudah minum obat, kramnya hilang,” tambah Pui.

Pui histeris ketika mengetahui tujuh orang rekannya terlihat gosong dan terluka. Saat itu, Pui bersama 7 orang korban lainnya sedang berteduh di atas pondok di tengah kebun sebelum hujan turun. Pondok tersebut dibuat setinggi 1,5 meter kayu dan beratap rumbia. Ketujuhnya yakni, Askap (48), Hasni (40), Leman (18), Ali Aedin (43), Muryati (41), Mira dan Martina. Askap dan Hasni, tewas tersambar petir dengan luka bakar.

Dua orang korban tewas lainnya, Tare (42) dan Ningsih (35) berteduh di bawah kolong pondok. Keduanya tewas dengan kondisi tubuh menghitam akibat sambaran petir. Di wilayah desa yang sama, pernah ada salah seorang warga yang tersambar petir beberapa tahun sebelumnya. Tidak diingat oleh warga tahun kejadiannya, namun masih tersimpan detik-detik pria yang kini berusia sekitar 25 tahun itu selamat usai dua kali disambar petir.

“Namanya Justang (25), dia dua kali disambar pada waktu yang berbeda,” ujar Sidik, salah satu anggota Korps Manggala Agni Kabupaten Konawe Selatan, Minggu (18/3/2018). Diceritakan Sidik, Justang disambar petir sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda. Pemuda tersebut saat itu bekerja sebagai buruh tani yang dipakai jasanya oleh pemilik sawah untuk membabat rumput atau memanen padi.

“Sebelumnya dia pernah disambar petir beberapa tahun lalu, terakhir sekitar 2012 lalu, dia disambar petir lagi,” ujar Sidik. Namun, dari dua kali sambaran petir, Justang (25) tidak tewas dan berhasil selamat. Justang hanya mengalami keram dan luka-luka usai insiden tersebut.  “Sekarang dia sudah punya sawah, dia sehat sehat saja dan kadang masih main sepakbola sama kami,” ujar Sidik.

Wakil Bupati Konawe Selatan, Arsalim, mengunjungi 3 korban tewas akibat Sambaran petir di wilayah yang dipimpinnya. Pihaknya menyatakan, akan membantu dengan memberikan santunan bagi keluarga yang ditinggalkan.  “Kami prihatin, namun ini takdir yang tak bisa dihindari. Kepada keluarga, dala beberapa hari ke depan kami akan datangi dan memberikan santunan,” ujar Arsalim, Minggu (18/3/2018).

Pihaknya juga meminta kepada pihak keluarga agar segera melapor kepada pemerintah Kabupaten Konawe Selatan jika tiga korban tewas memiliki utang piutang. “Yang masih di dalam perawatan, Pemda juga akan bantu perawatan mereka yang terkena musibah ini,” ujar Arsalim.

 

Sumber :  http://www.liputan6.com
Editor : ahmad akbar fua


 

Warga Buleleng Terpental Sekitar Tiga Mater Akibat Sambaran Petir

 

TRIBUNEWS.COM, BULELENG — Seorang warga Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali, bernama I Made Wisata, tewas tersambar petir, Kamis (22/3/2018) sekitar pukul 17.00 WIB. Kepada Tribun Bali, I Putu Wira Gautama (22) selaku ipar korban mengatakan, maut tiba-tiba datang menjemput, saat Wista tengah berteduh di bawah terpal, tempat pembakaran batu bata milik keluarga besarnya.

Dengan mata kepalanya sendiri, Gautama mengaku melihat secara jelas saat cahaya berwarna putih kemerahan menyambar di sekitar tempat korban berteduh. “Saya lihat ada asap. Langsung saya lari mencari korban, dan ternyata sudah terpental sekitar tiga meter dari lokasinya berteduh. Posisinya sudah terkapar di tanah. Dada dan punggungnya terbakar sedikit. Nafas dan denyut nadinya sudah tidak ada. Langsung saya teriak minta tolong  kepada warga,” tutur Gautama saat ditemui di rumah duka, 

Oleh warga sekitar, korban kemudian dilarikan dengan menggunakan mobil, ke Rumah Sakit Kertha Usada Singaraja. Namun malang, sesampainya di rumah sakit, pihak medis mengabarkan jika korban telah meninggal dunia. Dijelaskan Gautama, saat kejadian itu berlangsung,  hujan deras memang  sudah mengguyur wilayah Dusun Celuk Buluh sejak pukul 16.30 Wita.

Petir pun sudah mulai menyambar di sekitar lokasi kejadian sebanyak tiga kali. Namun korban enggan untuk pulang, dan memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaannya membakar batu bata. “Korban bekerja bersama saya. Kami memang tidak bisa pulang, karena batu batanya memang harus dibakar. Membutuhkan waktu sekitar tiga puluh jam, jadi harus dijaga,” ujarnya.

“Tumben juga kemarin itu korban berteduh sendirian. Biasanya ngumpul di suatu tempat. Saya juga heran kenapa bisa petir menyambar korban. Padahal posisinya lagi duduk di bawah. Memang sih saat duduk itu ada genangan air disekitarnya,” ungkap Gautama. Pada hari itu, bukan hanya I Made Wisata yang tewas tersambar petir. Di Keceamatan Seririt, Buleleng, seorang warga bernama Jro Mangku Putu Laba juga tewas karena insiden serupa.

Warga Dusun Yeh Anakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt itu, ditemukan terkapar tak bernyawa oleh anak kandungnya sendiri di Subak Yeh Anakan. Korban yang merupakan jro mangku di Pura  Segara Yeh Anakan ini mulanya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Santi Graha Seririt untuk mendapatkan perawatan medis. Namun sayang, akibat luka bakar yang diderita cukup parah, nyawa korban pun tak dapat diselamatkan.  

Dikonfirmasi terkait tewasnya sang Jro Mangku, Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP membenarkan kejadian tersebut. Kata dia, jenazah korban pertama kali ditemukan oleh anaknya sendiri bernama Gede Mas Pariawan. Kala itu, Gede Mas merasa khawatir lantaran sang ayah tak kunjung pulang saat hujan deras mengguyur wilayah Dusun Yeh Anakan pada Kamis (22/3/2018) sore. 

“Korban pergi ke sawah untuk mengusir burung. Saat hujan deras mengguyur, korban tak kunjung pulang. Sehingga anaknya khawatir dan mencoba mencari korban ke sawah. Saat tiba di sawah, anaknya sudah melihat korban dalam sudah terkapar, dengan kondisi kulit korban terkelupas seperti habis terbakar,” jelasnya.(*)

 

Sumber : http://www.tribunnews.com
Editor: Nurmulia Rekso Purnomo


Pegang Handphone, 3 Pelajar di Tana Toraja Tersambar Petir

 

Tana Toraja – Hati-hati jika membawa handphone di tengah hujan petir. Tiga siswi sekolah menengah atas (SMA) tewas tersambar petir di Lembang (Desa) Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng, Tana Toraja, Rabu, 4 April 2018. Curah hujan di Tana Toraja membuat sambaran kilat menewaskan tiga pelajar tersebut.

Ketiga pelajar yang menjadi korban sambaran petir itu, yakni Adelia Oyan Anggalo (15 tahun), Suprianti Ittang (16 tahun), dan Almidayanti Sulo (13 tahun). Diketahui jika ketiganya bersepupu (keluarga).

Kepada Kabarmakassar.comMerianti Kamali yang juga tetangga korban, menceritakan jika pada pukul 16.00 Wita, ketiga korban hendak pulang ke rumah bersama sepupunya yang juga selamat dari sambaran petir, yakni Aril Waldi Paliwanana.

Lalu, mereka berdiri berjejer lima orang di samping pondok untuk meminta kantong plastik tempat menyimpan handphone (Hp) kepada seorang nenek yang ada di dalam pondok tersebut. Namun, nenek tersebut menjawab tidak ada, justru nenek itu meminta agar menyimpannya di dalam pondok atau tas nenek. Belum sempat menyimpan handphone milik korban ke tas milik nenek itu, tiba-tiba petir menyambarkelima pelajar tersebut.

“Kami berteduh di pondok, takut handphone kami basah, kami hendak titip di nenek yang ada di pondok tersebut untuk dimasukkan di tasnya, belum sempat kami masukkan ke tas, tiba-tiba kami berlima yang berdiri berjejer tersambar petir,” kata Merianti. Ia menjelaskan, saat dirinya di bawah pondok, ketiga sepupunya sudah jatuh. Sementara dirinya dan temannya terlempar ke kolong pondok tersebut.

“Saya kaget lihat ketiga sepupu saya terjatuh, dan saya terlempar dengan yang di samping saya di bawah pondok. Kami berlima sebelumnya ada berdiri di pinggiran pondok,” kata Almidayanti.

Kolong pondok tersebut hanya 1 meter di atas tanah, ketiganya pelajar yang tewas itu terhempas usai petir menyambar kelima pelajar tersebut. Dua korban selamat mengalami luka bakar di tangan. “Beruntung kami dua orang tidak terlalu parah, hanya luka hitam di tangan dan kaki,” tangis Merianti Kamali saat ditemui KabarMakassar.com.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 7 Tana Toraja, Semuel Tangaran, mengatakan rasa duka dan prihatin atas kepergian siswinya yang meninggal tragis akibat tersambar petir. Ia merasa kaget saat mendengar kabar itu.

“Atas nama keluarga besar SMA 7 Tana Toraja, turut berdukacita dan sangat kehilangan atas anak kami yang sudah dipanggil Tuhan, kami sangat kaget setelah mendengar kalau anak kami Supprianti Ittang meninggal di sambar petir, kami merasakan apa yang dirasakan keluarga, karena kami adalah keluarga dari anak ini,” jelas Semuel sambil meneteskan air mata.

Jenazah ketiganya dibawa pulang ke kampung halamannya di Bena’ Lembang Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng. Satu di antaranya dibawa ke kampung halamannya di Dusun Buttu Lemo, Kampung Rando, Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang, Kamis, 5 April 2018 dan dilanjutkan prosesi penguburan.

Sumber : https://www.liputan6.com/


Sembilan Korban Sambaran Petir di Kantin Sekolah Masih Dirawat di RS PT Arun

 

TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON – Sembilan dari 13 korban sambaran petir di kantin SMP Swasta Al-Alaq dalam kompleks PT AAF, Desa Paloh Lada, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara hingga kini masih dirawat di RS PT Arun. Dari sembilan korban yang masih dirawat, termasuk Aisyah (40) dan Maulana Ridwan (24).

Tujuh lainnya adalah pelajar SMP Swasta Al-Alaq yaitu Fatahillah (14) asal Desa Bangka Jaya, Iksan Maulana (14), Rizki Maulana (14), dan M Rifki (14), asal Desa Tambon Tunong. TM Ulul Azmi (14), asal Desa Paya Dua, Kecamatan Banda Baro, Aceh Utara, M Al Aqsha (14) asal Paloh Lada dan M Suheil (20) asal Desa Keude Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara. Sedangkan TM Riski (sebelumnya diberitakan TM Zaki) asal Desa Keude Krueng Geukueh dan M Hilal Azmi (14) asal Desa Paloh Lada sudah diizinkan pulang, Sabtu (7/10/2017) malam.

Sebelumnya, cuaca buruk diwarnai sambaran kilat dan petir membunuh dua orang dan menciderai 11 lainnya di kompleks PT AAF, kawasan Desa Paloh Lada, Sabtu (7/10/2017) siang. Korban listrik alam tersebut adalah pelajar SMP Swasta Al-Alaq yang berada di kompleks PT AAF termasuk suami istri pengelola kantin sekolah, tempat musibah itu terjadi.

Dari 13 korban, dua di antaranya meninggal yaitu Muhammad (45) suami dari Aisyah dan M Zaki (14), pelajar SMP Swasta Al-Alaq, asal Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Pantauan Serambi, Minggu (9/10/2017), mereka dirawat di ruang berbeda di RS Arun Lhokseumawe. Kondisi korban sudah mampu bangun dan berbicara namun belum diizinkan pulang karena masih butuh perawatan medis.

Kondisi yang termasuk parah dialami Aisyah dan Maulana Ridwan. Aisyah masih mengeluh sakit di sekujur tubuhnya dan belum mampu bangun. “Ibu semalam sempat mengeluh sakit di bagian tangannya tapi sudah lebih baik dari kemarin,” kata Wahyudi Saputra (24), anak Aisyah. Sebelum kejadian, putra semata wayang Aisyah dan almarhum Muhammad, mengaku tidak memiliki firasat apapun.

Namun, saat kejadian tersebut meskipun belum mengetahui, Wahyudi sempat gelisah tanpa sebab. Kegelisahan itu baru terjawab setelah seorang warga mengabari kejadian itu. Ketika ia sampai di RS Arun ayahnya sudah meninggal. “Tak ada tanda-tanda apapun sebelumnya. Sehari sebelumnya ayah sempat bercanda-canda dengan saya,” ujar Wahyudi, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Korban lainnya, Maulana Ridwan kepada Serambi mengaku masih sakit di bagian belakang kepala. Ketika disambar petir dia jatuh tersungkur dan kepalanya membentur batu, sehingga mengalami luka gores di hidung dan alis. “Setelah jatuh tersungkur saya sempat muntah darah. Ketika dibawa ke RS, saya antara sadar dan tidak,” ujar Maulana.

Saat kejadian, dia duduk di samping pelajar berteduh di kantin sekolah menunggu hujan reda, karena somai sudah habis terjual. “Saya tak terlalu mendengar suara petir itu. Setelah cahaya kilat sekejap mata, kami langsung terjatuh dan ada yang tak sadarkan diri. Kami tahu ada petir sangat keras dari orang lain,” katanya.

Sementara itu Fatahillah pelajar asal Desa Bangka Jaya kepada Serambi menyebutkan, dia bersama pelajar lain langsung ke kantin ketika jam istirahat. “Tiba-tiba setelah kami makan, terdengar suara petir tapi tak terlalu besar. Lalu tak lama kemudian terlihat kilat sekejap mata,” katanya.

Tiba-tiba dia dan pelajar lain langsung terjatuh. Zaki dan Pak Muhammad duduknya agak berdekatan dengan pohon (bak manee) yang berada di tengah kantin, sehingga keduanya langsung terjatuh dan seperti kesetrum. “Pohon tersebut terbelah,” ujar Fatahillah. Saat korban berjatuhan, tak ada yang berani menolong.

Belasan menit kemudian setelah diketahui guru baru dibawa ke RS Arun. “Setelah kejadian tersebut sekarang saya jadi trauma dengan hujan apalagi kalau ada kilat,” ujar Fatahillah.

 

Sumber :  http://www.tribunnews.com
Editor : dewi agustina


4 Sambaran Petir Paling Parah, Jatuh Korban hingga Ratusan Orang

Liputan6.com, Jakarta Mendengar suara fenomena alam ini pasti bikin banyak orang takut dan begidik. Petir muncul ketika akan terjadi badai atau hujan. Keberadaannya juga biasa menyambar tempat-tempat yang tinggi. Bukan jadi hal yang aneh jika gedung pencakar langit kerap menggunakan tiang runcing sebagai penangkal petir.

Meski sering menyambar tempat yang tinggi, petir juga bisa menyambar manusia. Arus listrik yang kuat dari petir mampu membuat orang meninggal dengan luka bakar yang parah dengan seketika dalam hitungan detik.

Umumnya, fenomena alam ini jarang mengakibatkan banyak korban. Tapi ada kasus petir mematikan banyak orang dalam sepanjang sejarah. Kira-kira kapan saja kasus itu terjadi.

Dirangkum dari berbagai sumber berikut merupakan kasus petir yang menelan ratusan korban.

  1. Ratusan rusa tewas bersamaan tersambar petir

Sebanyak 323 rusa kutub di Hardangervidda, sebelah utara Norwegia, mati karena disambar petir. Wilayah Hardangervidda dikenal sebagai taman nasional terluas di Eropa tempat 10 ribu lebih rusa kutub liar hidup.

Menurut petugas dari Badan Lingkungan Norwegia, Kjartan Knutsen, saat badai hebat terjadi, ratusan hewan tersebut sedang berkumpul, dan semua rusa itu tersambar petir.

Menurut Guinness Book of World Records yang dikutip dari The Verge, serangan petir paling mematikan yang menewaskan hewan ternak terjadi pada tahun 2005, 68 sapi tewas tersambar petir di Australia, menurut Guinness Book of World Records.

  1. Tim sepak bola di Kongo tewas tersambar petir saat memulai pertandingan

Pemain sepak bola di Republik Demokratik Kongo tewas tersambar petir. Menurut surat kabar harian L’Avenir di Kinshasa, ibu kota Kongo, kilat itu menewaskan 11 pemain sepak bola yang berusia antara 20 dan 35 tahun saat pertandingan dimulai.

Lalu 30 orang lainnya mengalami luka bakar pada pertandingan sepak bola di akhir pekan, di provinsi Kasai timur. Mereka memulai pertandingan saat badai petir terjadi. “Para pemain sepak bola dari Basanga (tim tuan rumah) ingin tahu keluar dari malapetaka ini tanpa cedera,” kata L’Avenir.

  1. 3.000 Orang tewas terbakar oleh amunisi yang tersambar petir

Serangan kilat di Brescia, Italia, menewaskan 3.000 orang pada tahun 1769. Saat itu masyarakat menyembunyikan lebih dari 200.000 bahan peledak di Gereja San Nazaro. Lalu sambaran petir menyambar bahan peledak itu, dan menewaskan 3.000 orang dan sebagian kota hangus terbakar.

Semenjak kejadian tersebut, Benjamin Franklin langsung menyarankan agar pemerintah Eropa memberikan cara-cara melindungi diri dari petir untuk toko-toko amunisi Brescia.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa Benjamin Franklin aktif menyarankan pemerintah Eropa tentang prinsip-prinsip perlindungan petir untuk toko-toko amunisi setelah tragedi di Brescia. Dia juga menyarankan membuat batang-batang tajam dan runcing di atas bangunan

  1. Petir sambar bubuk mesiu yang mengakibatkan 300 orang tewas

Petir menghantam pabrik mesiu di negara kecil Luksemburg di Eropa pada tahun 1807. Sambaran petir ini menyebabkan ledakan besar hingga menewaskan lebih dari 300 orang. Saat itu Luksemburg diduduki oleh tentara Napoleon. Diktator Perancis menggunakan negara itu untuk menyimpan senjata dan amunisi. Banyak bunker bawah tanah dibangun untuk menyimpan senjata-senjata tersebut.

Di Kirchberg, sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1732 digunakan sebagai gudang persenjataan. Ketika petir menyambar gudang tersebut, amunisi yang tersimpan di sana langsung meledak dengan daya yang kuat. Dua blok kota seluruhnya rusak karena ledakan.

 

Sumber :  https://www.liputan6.com/
Editor : suci agiesta


Warga Berharap Korban Tersambar Petir Hidup Lagi, Begini Kepercayaannya

Karangasem – Hujan lebat yang mengguyur Bumi Tanah Aron, Karangasem, Bali, Minggu, 25 Februari 2018 sore mendatangkan petaka. Satu keluarga yang tengah berteduh di sebuah gubuk di Banjar Dinas Tulamben, Desa Tulamben, Kubu, disambar petir. Dari sembilan korban, dua orang dilaporkan tewas. Sementara tujuh lainnya mengalami luka bakar serius.

Berdasar informasi, sembilan warga yang tersambar petir itu antara lain I Wayan Tebeng, 70, Ni Nyoman Bawak, 35, I Ketut Tika, 35, Ni Ketut Sari, 35, Ni Luh Putu Mei, 12, I Kadek Denik, 8, I Komang Erik, 3, I Ketut Purnami, 13, dan I Nyoman Para, 45. “Ya, para korban masih satu keluarga,” ujar Kapolsek Kubu AKP I Made Suadnyana, Minggu petang.

Insiden itu menewaskan I Wayan Tebeng, 70, dan Ni Nyoman Bawak, 35. Sementara tujuh lainnya mengalami luka bakar dan kini mendapat perawatan di Puskesmas Kubu I. Kapolsek Kubu AKP I Made Suadnyana mengungkapkan, hingga Minggu, pukul 22.00 Wita masih berada di TKP untuk menunggu jenazah dua korban sambaran petir. Menurutnya, dua korban tidak boleh disentuh hingga pukul 24.00 Wita. Masyarakat setempat memiliki keyakinan bahwa warga yang tersambar petir ada kemungkinan hidup lagi. Keduanya dianggap hanya tidak sadarkan diri.

Dengan catatan tidak disentuh hingga pukul 24.00 Wita untuk mengembalikan arwahnya ke dalam tubuh korban. Jika disentuh, maka arwahnya tidak bisa kembali ke tubuhnya. “Memang di wilayah ini jika turun hujan kerap disertai petir. Nah, dua tahun lalu ada yang tersambar petir dan tidak sadarkan diri. Namun, sekitar pukul 24.00 Wita, tiba-tiba sadar sehingga peristiwa inilah yang menjadi kepercayaan masyarakat di sini,” katanya.

Meski menurut tim medis, kedua korban ini sudah meninggal dengan ciri-ciri lebam mayat, pihaknya mengaku menghormati keluarga korban yang masih berharap kedua korban bisa kembali hidup. “Ini kami masih menunggu di TKP sampai pukul 24.00 Wita,” terangnya kepada Jawa Pos

Sumber :  www.liputan6.com
Editor : Jawapos.com


Noval Tewas Tersambar Petir di Depan Kakeknya

 

TRIBUNNEWS.COM, SIGLI – Noval bin Rusli (24), warga Desa Beungga, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Kamis (15/3/2018) sekitar pukul 14.00 WIB, meninggal dunia akibat disambar petir. Peristiwa itu terjadi kebun kacang Glee Suun, Dusun Mushalla, Desa Beungga . Korban saat itu bersama dua rekannya dan kakeknya sedang memasak mi di gubuk.

Kakek korban bernama Nurdin Usman (55) juga terkena petir sehingga badannya membiru. Kini, Nurdin masih dirawat di ruang penyakit dalam pria RSU Tgk Chik Di Tiro Sigli. Sementara dua teman korban, Zulfahmi Ansyari (25) dan Mujiburrahman Nurdin (25) yang satu desa dengan Noval, selamat dari sambaran petir.

“Tubuh Noval sempat terlempar satu meter saat disambar petir. Noval meninggal di kebun dengan luka bakar di muka dan lebam di sekujur tubuh,” kata Ummi Salamah (54), istri Nurdin Usman yang ditemui Serambinews.com, Kamis (15/3/2018) malam, di RSU Sigli.

Ia menambahkan, saat petir menyambar, suaminya Nurdin sedang berehat di gubuk. Sementara Noval bersama rekannya memasak mi setelah bekerja memanen kacang. Petir itu bergema bersamaan turunya hujan gerimis.

“Suami saya ikut disambar petir, tapi tidak parah hanya sebagian tubuh membiru. Jasad Noval telah disemayamkan di kediamannya,” kata Ummi Salamah.(*) Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Empat Warga Pidie Disambar Petir di Kebun Kacang, Noval Tewas di Depan Mata Kakeknya,

Sumber :  http://www.tribunnews.com/
Editor : Hendra Gunawan


Korban Sambaran Petir Membaik

 

LHOKSEUMAWE – Sebanyak enam pelajar SMP Swasta Al-Alaq Dewantara, Aceh Utara bersama satu warga yang terkena sambaran petir 7 Oktober lalu, pada Selasa (10/10) sore, sudah meninggalkan Rumah Sakit (RS) Arun Lhokseumawe setelah mendapat izin dari dokter. Hanya ibu kantin atau pengelola kantin sekolah, Aisyah (40), asal Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara yang masih dirawat di rumah sakit itu karena perlu mendapat perawatan medis lanjutan.

Keenam pelajar yang diperbolehkan pulang adalah, Fatahillah (14) asal Desa Bangka Jaya, lalu Iksan Maulana (14), dan M Rifki (14), keduanya asal Desa Tambon Tunong. Kemudian, TM Ulul Azmi (14), asal Desa Paya Dua, Kecamatan Banda Baro, Aceh Utara, M AL Aqsha (14) asal Paloh Lada, serta M Suheil (20) asal Desa Keude Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara.

Sebelumnya, tiga korban sudah lebih dulu diizinkan pulang yaitu, Rizki Maulana (14) asal Desa Tambon Baroh, TM Riski asal Desa Keude Krueng Geukueh, dan M Hilal Azmi (14) asal Desa Paloh Lada. Musibah ini menelan dua korban meninggal yaitu pelajar M Zaki (14), asal Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu dan Muhammad (45), suami dari pengelola kantin Aisyah.

Wakil Bupati (Wabup) Aceh Utara, Fauzi Yusuf didampingi Kabag Humas T Nadirsyah, dan Camat Dewantara, Amir Hamzah juga sudah bertakziah ke rumah almarhum Muhammad dan Zaki. Saat itu, Wabup juga menyerahkan santunan kepada keluarga kedua korban.

Selain kepada kedua korban yang meninggal, Wabup juga menyerahkan santunan kepada Aisyah dan para pelajar SMP Al Alaq sebagai bentuk perhatian. “Ini adalah bentuk perhatian dari pemkab, dan kita berharap kepada warga yang sudah sembuh agar beraktivitas kembali seperti biasa, sementara para pelajar dapat bersekolah lagi,” pinta Wabup Fauzi Yusuf.

Diberitakan sebelumnya, cuaca buruk diwarnai sambaran kilat dan petir membunuh dua orang dan menciderai 11 lainnya di Kompleks PT AAF, kawasan Desa Paloh Lada, Sabtu (7/10) siang. Korban listrik alam tersebut adalah para pelajar SMP Swasta Al-Alaq yang berada di Kompleks PT AAF itu, termasuk suami istri pengelola kantin sekolah.

Wakil Bupati (Wabup) Aceh Utara, Fauzi Yusuf menyatakan, para pelajar dan warga yang selamat dalam musibah sambaran petir di kantin SMP Swasta Al-Alaq, Kompleks PT AAF pada 7 Oktober lalu, direncanakan akan di-peusijuek (tepung tawar) di sekolah tersebut. Hanya saja, belum diputuskan kapan prosesi peusijuek itu akan dilaksanakan.

“Pemkab akan mem-peusijuek terhadap 10 pelajar SMP Al Alaq dan juga terhadap warga yang terkena sambaran petir itu. Peusijuek ini nantinya kita lakukan di sekolah tersebut,” ujar Wabup Fauzi Yusuf yang didampingi Camat Dewantara, Amir Hamzah.

Ditambahkan Amir Hamzah, pelaksanaan ritual adat tersebut sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keselamatan para korban. “Semoga ke depan, mereka bisa terhindar dari kejadian serupa,” tukas Camat Dewantara itu

 

Sumber :  http://aceh.tribunnews.com
Editor : Bakri



Dua Jasad Korban Sambaran Petir Dibiarkan Tergeletak Seharian di Lokasi, Ada Alasan di Baliknya

 

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA – Wayan Para alias Jenek (45), duduk termangu di ruang perawatan RSUD Krangasem, Senin (26/2/2018). Infus melekat di tangan kanannya. Sementara hidungnya terpasang selang oksigen.

Jenek adalah satu di antara sembilan korban sambaran petir di Banjar Beluhu Kauh Desa Tulamben Kecamatan Kubu, Minggu (25/2/2018). Sebelum kejadian itu, ia mengaku sudah gelisah. Firasat buruknya muncul saat beranjak dari rumah menuju sawah.

Meski demikian, ia tetap berangkat membantu orangtuanya, Wayan Tebeng (70) yang tewas disambar petir. “Sudah ada firasat mulai berangkat. Rasa khawatir dan takut sudah ada sejak pagi hari. Tapi saya tetap berangkat bantu orang tua,” ungkap Jenek.

Sebelumnya, sembilan warga asal Banjar Dinas Beluhu Kauh, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu disambar petir dua hari lalu. Dua orang tewas di lokasi kejadian, tujuh lainnya dirawat di Puskesmas Kubu 1. Wayan Tebeng (70) dan Ni Nyoman Bawak (35) tewas dalam kejadian tersebut. Sementara mereka yang dirawat yakni I Ketut Tika (35), Ni Ketut Sari (35), Ni Luh Putu Mei (12), Kadek Denik (8), Komang Erik (3), Nyoman Para (45), Ni Ketut Purnami (13).

Firasat buruknya menjadi nyata. Jenek mengatakan, saat berteduh dari guyuran hujan di gubuk dekat sawah, Jenek bersama orangtua dan saudaranya disambar petir. Saat kejadian, petir disertai bunyi gemuruh jatuh tepat di depan mereka. Sontak mereka tumbang. Jerit tangis pun ia dengar. Beberapa saat kemudian, anaknya, Wayan Sujana datang memberikan mereka pertolongan.

“Lima hari sebelum kejadian, kelapa di sawah disambar petir. Itu hampir kena sapi. Daerah itu sering ada petir saat hujan lebat,” imbuh Jenek. Sementara itu, Wayan Miasa (23), yang merupakan keponakan Jenek juga mengaku hanya ingin cepat-cepat pulang ke ruamahnya.

Pikirannya terus tertuju dengan keluarganya meski ia tidak tahu dengan tragedi tersebut. “Saya kerja di SPBU Gianyar. Karena ada dorongan untuk pulang, akhirnya pulang sore hari. Baru sampai di rumah, dapat informasi bibi dan kakek saya meninggal disambar petir,” kata Miasa.

Sampai di rumah, Miasa langsung menuju lokasi untuk memastikan informasi tersebut. Tujuh korban sudah dibawa ke Puskesmas Kubu. Sedangkan jenazah I Wayan Tebeng (70) dan Bawak (35), dibiarkan di lokasi hingga pagi kemarin.

“Keyakinan di kampung saya, kalau ada orang mati karena disambar petir bisa-bisa hidup kembali. Yang penting jenazah belum disentuh orang. Tadi pagi, jenazah sudah dibawa ke rumah,” kata Miasa.

Sumber :  http://www.tribunnews.com/
Editor : Dewi Agustina


Kondisi Terkini Korban Sambaran Petir di Abdya, Dua Orang Sudah Dibolehkan Pulang

 

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Dua warga Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang disambar petir pada Kamis (12/4/2018), sudah dibolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) malam itu juga.

“Dua orang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Satu yang dirawat inap, karena masih ada keluhan nyeri,” kata Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUTP, dr Aris saat dikonfirmasi Serambinews.com. Saat ini, korban yang masih dirawat adalah M Nasir. Ia sudah dipindahkan ke ruang bedah, dan ditangani oleh dokter Ismail Muhammad SpB.

“Informasinya korban masih mengalami pegal dan nyeri saja, kalau pendengaran belum ada kabar resmi dari dokter THT. Nanti kalau ada informasi terbaru akan kami beritahukan,” ujarnya. Seperti diberitakan, Kamis (12/4/2018) malam, tiga warga Kecamatan Kuala Batee Abdya disambar petir.

Ketiga korban itu masing-masing Mustafa dan Jamaluddin, warga Desa Sikabu dan M Nasir warga Blang Makmur, Kecamatan Kuala Batee.(*)


Disambar Petir, Rumah Warga Kuripan Porak Poranda

KALIANDA (Lampost.co) — Rumah Edi Susanto (47) warga Dusun 03, Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, porak poranda akibat tersambar petir, Kamis (21/6/2018) sekitar pukul 02.00. Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampost.co, peristiwa yang menghancurkan atap dan kaca jendela rumah Edi tersebut, berawal saat daerah setempat dilanda hujan deras mulai Rabu (20/6/2018) sekitar 23.30.

Selama dua jam dilanda hujan deras membuat tidur keluarga Edi Susanto makin pulas. Tiba- tiba mereka dikagetkan dengan suara ledakan cukup keras dari diatas rumahnya. “Seperti suara ledakan bom, keras sekali. Dan dalam sekejab atap rumah hancur berantakan, dan seluruh kaca jendela hingga almari kaca ikut pecah tak tersisa,” kata Edi dirumahnya, Kamis (21/6/2018).

Ia mengaku kerugian yang dialami akibat sambaran petir tersebut nilainya mencapai Rp25 juta. “Memang tidak ada korban jiwa. Kalau kerugian bisa mencapai Rp25 juta, karena banyak peralatan rumah dan material yang hancur,” ujarnya. Sementara Sekertaris Desa Kuripan Dian mengatakan, pihaknya telah mengajukan proposal bantuan kepada camat Penengahan terhadap musibah yang dialami Edi Susanto.

“Tadi pagi kami langsung menyampaikan kepada pak Camat sekaligus memberikan proposal dengan melampirkan foto serta kerugian yang dialami Edi Susanto. Kami berharap korban mendapat bantuan sehingga meringankan beban yang sedang dilanda,” harap Dian.

Sumber :  http://www.lampost.co/
Editor : Adi Sunaryo


 

Usai Menggembala Kerbau dan Kambing, Petir Sambar 2 Pria Yang Berteduh di Gubuk

 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU – Dua warga Pekon Wargomulyo, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu tersambar petir, Sabtu (16/6) di area pesawahan Dusun Kediri. Keduanya Suradi (60) dan Wagino (55). Kepala Polsek Pardasuka AKP Harry Suryadi mengatakan, akibat sambaran petir itu satu di antaranya meninggal dunia.

Suradi meninggal dunia dan Wagino mengalami luka bakar. “Peristiwa itu terjadi pukul 17.10 WIB, ketika itu kedua korban berteduh di gubuk area persawahan dusun tersebut,” kata Harry mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma.

Korban meninggal dunia langsung disemayamkan di rumah duka. Sementara korban Wagino yang mengalami luka bakar di punggung dirawat di klinik Welas Asih Kecamatan Ambarawa. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, kedua korban sekitar pukul 14.00 Wib berangkat menggembala kerbau dan kambing.

Sekitar pukul 17.00 WIB terjadi hujan deras disertai petir sehingga korban tersambar. Harry menceritakan  korban ditemukan Tari (35) yang melewati gubuk. Kedua korban saat itu mengalami luka bakar. Selanjutnya keluarga korban bersama warga mengevakuasi korban meninggal dunia ke rumahnya dan korban luka ke klinik Welas Asih. Atas kejadian itu, kata Harry, polisi lantas melakukan pengecekan TKP. (*)

Sumber :  http://lampung.tribunnews.com
Editor : Safruddin



 

Lima Orang Tewas Tersambar Petir di India Timur

New Delhi: Sedikitnya lima orang tewas dan 12 lainnya terluka akibat sambaran petir di distrik Aurangabad, negara bagian Bihar, India timur.

“Sekitar 20 orang berkumpul di situs krematorium dalam prosesi pemakaman di Aurangabad pada Minggu. Petir menyambar mereka semua,” ujar seorang pejabat badan penanggulangan bencana di Bihar, seperti dilansir dari Xinhua, Senin 2 Juli 2018.

Lima orang meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara belasan orang lainnya langsung dilarikan ke sebuah rumah sakit terdekat. Sambaran petir merupakan hal biasa di musim penghujan di India, yang biasa berlangsung antara Juni dan Juli.

Mei lalu, badai pasir diserta hujan petir menewaskan sedikitnya 70 orang. Total korban tewas dari fenomena alam serupa sepanjang Mei di India mencapai lebih dari 200. Pada 1 Mei, lebih dari 40 ribu sambaran petir juga dilaporkan terjadi di India selatan. Sambaran menewaskan 14 orang dalam hitungan jam.

Masih di Bihar, sambaran petir memicu kejadian tak biasa di sebuah pernikahan. Pengantin wanita memutuskan membatalkan pernikahan karena calon suaminya bertingkah aneh usai mendengar suara petir. Pembatalan kemudian memicu perkelahian antar kubu pengantin wanita dan pria.

Sumber :  https://www.medcom.id/
Editor : willy haryono


NASIB, Kandang Ayam Milik Fany Ludes Terbakar, 20 Ribu Ekor Ayam Hangus Tersambar Petir

SLAWI – Hujan lebat disertai petir melanda kawasan Jatinegara, Kabupaten Tegal sejak sekita pukul 17.45 WIB, Selasa 06/03/2018 , Tidak disangka musibah ini menimpa Fany, warga Desa Lebakwangi, Jatinegara, Kabupaten Tegal. Menurut Rereb Kanthi Pangestu, Ketua Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Jatinegara, “Saat itu saya mendapat kabar dari Andri, warga Lebakwangi. Pukul 18.30 WIB saya langsung menuju lokasi kejadian. Sesampai disana api sudah menjalar di seluruh kandang ayam milih Fany tersebut”.

Diperkirakan petir menyambar aliran listrik di sekitar kandang ayam. Saat kejadian terbakar sekitar pukul 18.16 WIB, Fany sedang menjemput istrinya sepulang kerja. Usai mendengar hal tersebut ia langsung menuju kandang ayam. Sekitar 20 ribu ekor ayam di dalam kandang tersebut pun ikut hangus. Diperkirakan kerugian mencapai Rp. 260 Juta.

“Ya ini isi kandangnya baru. Sekitar hari senin minggu lalu diisi ayam potong. Meski  tidak ada korban manusia, ayam-ayam tersebut ada yang tidak selamat, “terang Rereb, Ketua Tim Sibat Jatinegara. Api padam sendiri dan tidak ada Pemadam Kebakaran. Saat kejadian begitu cepat, kandang terbakar lalu padam sendiri oleh derasnya hujan.

Fany terlihat terpukul atas kejadian tersebut. Pasalnya, ini merupakan usaha ayam potong yang baru ia rintis. Kira-kira luas kandanganya 20m x 30m. “Ada ayam-ayam kecil yang berhasil lari, “tutur Rereb. Sekitar satu jam api tersebut padam sendiri, Dari Pemukiman warga jarak kandang ayam milik Fany yakni 100 meter. Sedangkan dari kediaman Fany jaraknya yakni kurang lebih 300 meter.

Korban Sambaran Petir, sumber : tribunnews.com


 

Wow,  3 Pemain Arsenal ini Dilarikan ke Rumah Sakit, Akibat Sambaran Petir

Tiga orang pemain Arsenal dilarikan ke rumah sakit usai mengalami sambaran petir ketika berada di tengah lapangan. Arsenal yang dimaksud disini bukanlah klub yang bermain di Liga Primer Inggris, melainkan yang bermain di Liga SAB Afrika Selatan. Kejadian sambaran petir yang mewarnai pertandingan terjadi saat mereka sedang bertanding menghadapi Maritzburg United dalam laga persahabatan di Pietermaritzburg, Afrika Selatan.

Di sana ada tiga pemain yang terkena sambaran petir, namun kondisi mereka saat ini baik-baik saja setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, “terang pelatih Arsenal Mondli Dlamini kepada KickOff.com. “Kami tidak menyadari cuaca berubah dan ketika hujan datang muncul petir pula petir. Saya juga  sebenarnya tidak mengingat betul apa yang terjadi karena saya juga melihat pemain lainnya di tanah setelah petir menyambar , “tambahnya.

Ketiga pemain Arsenal yang sudah dalam keadaan baik-baik saja itu diketahui bernama  Samkelo Nzimande, Ncebo Ngcobo dan Njabulo Madlala. Namun diluar ketiga nama tersebut ada pemain Maritzburg United yang juga tersambar petir dan kondisinya saat ini dalam keadaan kritis. Adalah Luyanda Ntshangase pemain yang berposisi sebagai penyerang dan juga merupakan bagian dari tim nasional Afrika Selatan Junior kini masih belum sadarkan diri  di ruang ICU. Kabar mengenai kondisi penyerang 21 tahun itu diketahui dari keterangan pelatihnya, Fadlu Davids.

“Dia masih di ICU. Kami meminta seluruh insan sepakbola untuk bisa mendoakannya agar bisa pulih dengan cepat,” pintanya. Senada dengan Fadlu, operator klub Quintin Jettoo juga meminta doa dari seluruh insan sepakbola khususnya yang ada di Afrika Selatan. “Kami berharap persaudaraan sepak bola terus berdoa untuknya disaat yang sangat sulit dan krusial ini. Luyanda masih di rumah sakit, dan kita baru akan tahu lebih banyak minggu ini. Kami berharap yang terbaik, dan tahu bahwa seluruh penggemar sepakbola di Afrika Selatan ada bersamanya, “tutupnya.

Korban Sambaran Petir, Sumber : indosport.com



Polisi : Lima Warga Lebak Tersambar Petir

LEBAK – Lima warga Kabupaten Lebak, Banten, dilaporkan tersambar petir, Kamis (1/3). Satu diantaranya tersebut meninggal dunia akibat luka bakar sekujur tubuh.

“Peristiwa sambaran petir itu, Kamis (1/3) pukul 14.00 WIB,” kata Kepala Bagian Ops  Polres Lebak Kompol Andi Suwandi di Lebak, Kamis. Kelima warga Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak yang tersambar petir bernama Aikin (32), Tata (30), Julaeni (35), Adut (40) dan Marsid (45). Namun, sambaran petir itu mengakibatkan Aikin meninggal dunia dan empat rekan lainnya mengalami luka berat.

Sebagai besar kondisi para korban sambaran petir tersebut luka bakar serius sehingga dilarikan ke Puskesmas setempat. Kejadian korban sambaran petir menimpa lima warga yang sedang berteduh di Saung Leuweung Pasir Leme, Desa Sobang, Kecamatan Sobang. Saat itu, kata dia, curah hujan intensitas ringan dan sedang di sertai sambaran petir.

Namun, cuaca buruk tersebut secara tiba-tiba sambaran petir menimpa lima orang dan seorang diantaranya meninggal dunia. “Semua para korban samabaran petir dilarikan ke Puskesmas setempat,” katanya.

Menurut dia, kelima korban sambaran petir merupakan pekerja buruh panggul balok kayu. Mereka para buruh panggul menghentikan pekerjaan saat curah hujan berlangsung dan berteduh di Saung yang lokasinya berdekatan dengan lokasi balok kayu. Sebetulnya warga yang berteduh itu sebanyak tujuh orang, namun dua diantaranya bernama Burhan dan Buyan selamat. Sedangkan, lima orang terkena petir dan satu meninggal dunia.  “Kami minta warga meningkatkan waspada sambaran petir akibat cuaca buruk itu,” ujarnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan warga diminta mewaspadai sambaran petir sehubungan memasuki masa transisi dari musim hujan ke kemarau. Biasanya pada peralihan musim transisi itu perlu mewaspadai sambaran petir dan angin puting beliung, terutama daerah dataran tinggi maupun rendah.

Cuaca buruk tersebut tentu sangat membahaykan bagi keselamatan warga. Masyarakat diminta tidak berada di tanah lapang, di bawah pohon dan di atas atap genteng. Sebab sambaran petir sangat berbahaya ketika orang berada di tanah lapang seperti sawah maupun di atas genteng rumah, “Kami menghimbau warga tetap mewaspadai cuaca buruk itu,” katanya.

Korban Sambaran Petir, Sumber : Antara



Disambar Petir, Lantai 2 Trinet Jalan Inpres Ludes Terbakar Malam Tadi

PEKANBARU – Warung Internet Trinet dilalap sijago merah dijalan Inpres Kartama Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru, pukul 11.45 wib Kamis 28 September 2017. Kebakaran tersebut sempat mengagetkan warga jalan inpres Karena peristiwanya terjadi persis sesaat setelah listrik di warnet tersebut padam.

Sementara pada saat itu, hujan juga turun dengan lebatnya mengguyur wilayah tersebut. Menurut informasi dari penjaga warnet, sebelum kejadian ada sambaran petir pada sakelar dan menyebabkan lampu warnet tersebut padam. Api diketahui berawal dari warga yang melihat adanya kebakaran dilantai dua warnet itu “ada kebakaran, ada kebakaran,” teriak warga. “Saya kaget mendengar teriakan warga, dan secara spontan saya lari ke lantai dua dengan membawa rancun api. Dan berusaha memadamkan api sebelum petugas kebakaran datang,” kata Muhamad Zurya dilokasi kejadian.

Pemilik warnet mengalami kerugian jutaan rupiah, perabotan, PC, Keyboard yang berada di lantai dua habis terbakar dan beruntung api tidak sempat merambat ke lantai bawah. Tiga armada pemadam kebakaran dari Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru diterjunkan langsung dilokasi kejadian. Dan berhasil memadamkan api sebelum menjalar ke lantai bawah ruko tersebut.


Korban Sambaran Petir, Sumber : riausky.com

Pesawat Tersambar Sambaran Petir

Sebuah pembajakan pesawat terbang oleh sambaran petir yang meyebabkan didaratkan kembali pesawat tersebut di PAKISTAN – Sebuah pembajakan pesawat terbang oleh sambaran petir yang meyebabkan didaratkan kembali pesawat tersebut, seperti yang terjadi di Pakistan. Sebuah penerbangan Sialkot Pakistan International Airlines (PIA) di serang oleh petir, tetapi untungnya dapat didaratkan dengan selamat di Bandara Lahore pada saat itu.

Menurut sumber mengatakan, penerbangan PK396 terkena sambaran petir dekat Lahore satu jam setelah lepas landas dari karachi Bandara International Jinnah untuk Sialkot. Mereka menyebutkan sambaran petir tidak menimbulkan kerusakan signifikan, namun sistem internal elektronik pesawat tersebut sebagian terganggu akibat sambaran petir. Karena ketanggapan pikiran dan keahlian dari Pilot yang luar biasa, Pilot tersebut mengendalikan situasi yang tak terduga dan dapat mendaratkan pesawat di bandara Lahore, untuk mencegah tragedi besar dan menjaga semua penumpang aman.

Gambar berikut merupakan pandangan keliru, tidak ada hubungan antara static discharger dengan perlindungan pesawat dari ancaman bahaya petir. Sebelum membahas mengenai static disharger, ada baiknya mengingat kembali mengenai teori dasar listrik. Dalam pelajaran Fisika dikenal dengan istilah listrik statis dan juga  listrik dinamis.

Listrik statis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh perpindahan muatan listrik, proton maupun elektron. Perpindahan muatan itu terjadi salah satunya karena adanya gaya gesek antara dua benda yang bermuatan. Contoh cara membangkitkan listrik statis dalam kehidupan kita sehari-hari ialah dengan menggosokkan penggaris plastik dengan kain wool, kaca dengan kain sutra, dll.

Sedangkan listrik dinamis adalah listrik yang dapat mengalir disebabkan adanya perbedaan tegangan listrik. Listrik dinamis membutuhkan sumber tegangan semacam baterai atau generator. Listrik dinamis akan mengalir pada konduktor, yaitu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik. Static discharger yang dipasang di pesawat “bertugas” untuk mengatasi listrik statis. Yaitu listrik statis yang timbul karena adanya gesekan antara fuselage pesawat dengan udara.

Muatan listrik yang timbul ini dapat terbentuk pada area antena komunikasi pesawat yang terpasang di fuselage. Oleh karena itu listrik statis ini perlu untuk dihilangkan, agar tidak menimbulkan gangguan (interferensi) pada sistem komunikasi pesawat. Static discharger akan “membuang“ muatan-muatan listrik yang terbentuk kembali ke udara. Static discharger dibuat dari bahan yang mempunyai beda hambatan yang rendah dibandingkan udara. Sehingga static discharger dapat dengan mudah membuang muatan listrik kembali ke udara.

Setiap hari Bumi dihantam sekitar lebih dari 40.000 sambaran petir. Namun karena permukaan Bumi sangat luas, maka jumlah sambaran petir yang sedemikian banyak itu pun tak seluruhnya bisa kita lihat secara langsung.

Di udara kemungkinan petir menyambar sebuah pesawat yang sedang terbang bisa saja terjadi. Namun kemungkinannya sangat kecil. Memang ada saja sebuah pesawat yang dilaporkan telah tersambar petir. Tingkat kerusakannya pun bervariasi, dari yang minimal adanya bekas sambaran pada sayap hingga terbakar pada bagian instrumen kokpit.

Para ilmuwan sendiri sebetulnya sudah cukup lama menemukan cara untuk mengatasi sambaran petir pada pesawat. Awal tahun 1980-an, Badan Antariksa AS (NASA) sengaja menerbangkan jet ke dalam badai di ketinggian 38.000 kaki atau 11,58 kilometer. Jet itu tersambar petir 72 kali selama 45 menit di dalam badai. Banyak hal bisa dipelajari dari peristiwa itu.

Kini, mungkin saja ada kejadian pesawat komersial yang tersambar petir. Sambaran biasanya mengenai ujung sayap, hidung pesawat, atau ekor pesawat, yang sebagian besar terbuat dari logam yang nyata-nyata merupakan konduktor listrik. Saat sambaran terjadi, mungkin efeknya bisa dirasakan di kabin pesawat, namun muatan listrik akibat petir itu biasanya akan segera terlepas kembali ke alam.

Untuk menghindari sambaran petir dan melepaskan muatan listrik yang menempel pada badan pesawat, pesawat terbang dilengkapi dengan “penangkal petir” atau “anti petir“.  Pada pesawat terbang alat itu dikenal dengan nama static discharge. Tugasnya melepaskan muatan-muatan listrik statik pada badan pesawat, tidak hanya muatan listrik akibat sambaran petir, tetapi juga muatan listrik statik lainnya sebagai akibat gesekan badan pesawat dengan udara.

Saat terbang, muatan listrik di badan pesawat akan otomatis mengalir menuju static discharge. Pada pesawat sosok alat ini sebetulnya mudah ditemukan. Bentuknya seperti batang-batang kecil  yang biasanya ditempatkan pada ujung-ujung sayap pesawat dan ekor, serta menghadap ke belakang. Nah, jika pesawat tersambar petir atau kelebihan muatan listrik, alat ini akan otomatis melepaskan muatan listrik yang menempel badan pesawat dan melepaskannya kembali ke udara.  Dengan demikian, pesawat akan tetap aman berikut penumpang di dalamnya.

Namun walau telah dilengkapi dengan “penangkal petir”  atau “anti petir” berupa static discharge, ada saja pesawat yang tersambar petir. Seperti yang menimpa Presiden Prancis, François Hollande pada bulan Mei 2012. Pesawat yang menerbangkannya ke Jerman terpaksa berbalik arah dan mendarat kembali setelah tersambar petir. Walau tak ada kerusakan dan korban akibat sambaran petir itu, pertemuannya dengan Kanselir Angela Merkel harus ditunda. Tak hanya itu, Life’s Little Mysteries, edisi 2012 menyebut, penerbangan 214 Pan American mengalami kecelakaan pada 8 Desember 1963 dan menewaskan 83 orang, diduga akibat sambaran petir.

Jadi meskipun telah dipasangi “penangkal petir” atau “anti petir“, bisa saja pesawat terbang tersambar petir saat tengah terbang, walau kondisi itu sangat jarang terjadi. Yang sering terjadi adalah adanya muatan listrik statis yang belum sempat terlepas dari badan pesawat. Muatan listik ini bisa saja ikut “mendarat” bersama pesawat. Hal ini sangat berbahaya, terlebih saat pesawat melakukan pengisian ulang bahan bakar. Lompatan listrik dari badan pesawat ke darat bisa memicu kebakaran. Nah, untuk menghindari efek buruk lompatan listrik dari badan pesawat, sesaat setelah mendarat pesawat harus di-ground untuk menetralkan muatan listrik pada badan pesawat.

Korban Sambaran Petir, Sumber : yahoo.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel Petir

Serba Serbi Petri

Petir Merusak Jaringan PABX